BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari perilaku dan proses mental. Sebagai ilmu pengetahuan, psikologi
haruslah memiliki kerja yang ilmiah. Metode-metode itu sendiri merupakan hal yang
penting dalam lapangan ilmu pengetahuan setelah objek yang ingin dipelajari.
Tanpa adanya metode yang teratur dan tertentu, pembahasan akan kurang dapat
dipertanggungjawabkan dari segi keilmuan.
Objek psikologi adalah penghayatan dan
perbuatan manusia, perbuatan manusia dalam alam yang kompleks dan selalu
berubah. Dengan demikian, dalam menyelidiki psikologi, hendaknya digunakan
banyak metode. Ini di maksudkan agar kelemahan metode yang satu dapat ditutup
oleh kesempurnaan metode yang lain.Berdasarkan pentingnya metode-metode dalam
psikologi serta dengan kelemahan dan kelebihannya masing-masing.
1.2 Identifikasi
Masalah
1. Apa yang di maksud metode ilmiah?
2. Apa saja metode dalam psikologi itu?
3. Apa saja langkah-langkah metode
ilmiah?
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi tersebut,
penulis hanya membatasai masalah pada apa saja metode pengumpulan data dalam
psikologi.
1.4 Tujuan
Makalah
ini bertujuan untuk
1. Mengetahui apa saja
metode psikologi.
2. Mengetahui apa saja
tahapan pengumpulan data dalam psikologi.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Metode Ilmiah
Metode ilmiah
atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses
keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya
untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis
tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji
berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
a.
Unsur
metode ilmiah
Unsur
utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1.Karakterisasi
(pengamatan dan pengukuran)
2.Hipotesis
(penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan
pengukuran)
3.Prediksi
(deduksi logis dari hipotesis)
4.Eksperimen
(pengujian atas semua hal di atas)
b.DNA/contoh
Setiap langkah
diilustrasikan dengan contoh dari penemuan struktur DNA:
1.DNA/karakterisasi
2.DNA/hipotesis
3.DNA/prediksi
4.DNA/eksperimen
Contoh tersebut dilanjutkan pada tahap
"Evaluasi dan pengulangan", yaitu DNA/pengulangan.
2.2 Metode-metode dalam Psikologi
Metode
tertua yang digunakan dalam lapangan
psikologi ialah Spekulasi. Akan tetapi akibat perkembangan ilmu perkembangan
pada umumnya dan psikologi pada khususnya akhirnya metode ini ditinggalkan dan
dirintislah metode baru yang didasarkan atas pengalaman-pengalaman (Empiris).
Pada dasarnya metode penelitian dapat dibedakan atas 2 bagian besar yaitu Metode Longitudinal dan Metode
Crossectional.
a.
Metode Longitudinal
Metode
ini merupakan metode penelitian yang membutuhkan waktu yang relative lama untuk
mencapai suatu hasil penelitian. Dengan metode ini penelitian dilakukan hari
demi hari, bulan demi bulan bahkan mungkin tahun demi tahun. Karena itu apabila
dilihat dari segi perjalanan penelitisn ini adalah secara vertikal.
b. Metode Cross-sectional
Merupakan
suatu metode penelitian yang tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama didalam
melakukan penelitian. Dengan metode ini dalam waktu yang relatif singkat dapat
disimpulkan bahan yang banyak. Jadi kalau dillihat dari jalannya metode ini
merupakan penelitian Horisontal.
Untuk
lebih terperinci dapat di kemukakan metode-metode yang digunakan dalam lapangan
psikologi sebagai berikut:
1)
Metode Introspeksi
Introspeksi adalah Melihat kedalam
(intro = kedalam dan speksi <spectare> =melihat). Metode ini merupakan
suatu metode penelitian dengan melihat peristiwa-peristiwa kedalam dirinya
sendiri.
2)
Metode Introspeksi eksperimental
Metode ini merupakan metode penggabungan dari
introspeksi dengan eksperimen. Dengan jalan eksperimen, maka sifat
subjektivitas
dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada metode introspeksi murni hanya
dari penelitian yang menjadi objek. Tetapi pada introspeksi eksperimental
jumlah subjek banyak, yaitu orang orang yang dieksperimentasi itu.
3)
Metode Ekstropeksi
Artinya
Melihat Keluar. Metode ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang
terdapat pada metode introspeksi. Pada metode ekstropeksi subjek penelitian
bukan dirinya sendiri tetapi orang lain. Dengan demikian diharapkan adanya
sipat yang objektif dalam penelitian itu.
4)
Metode Kuesioner
Kuesioner
sering pula disebut angket merupakan metode penelitian dengan menggunakan
saftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang
yang menjadi subjek dari penelitian tersebut
5)
Metode Interview
Merupakan
metode penelitian dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
sevara lisan.
6)
Metode Biografi
Merupakan
metode tulisan tentang kehidupan seseorang yang merupakan riwayat hidup. Dalam
biografi, orang menguraikan tentang keadaan, sikap-sikap ataupun sifat-sifat
lain mengenai orang yang bersangkutan.
7)
Metode Analisis Karya
Merupakan
suatu metode penelitian yang dengan mengadakan analisis dari hasil karya.
8
) Metode Klinis
Metode
ini mula-mula timbul dalam lapangan klinik untuk mempelajari keadaan orang
orang yang jiwanya terganggu (abnormal).
9)
Metode Testing
Merupakan
metode penelitian yang menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan, atau tugas
lain yang telah distandarisasikan.
10)
Metode Statistik
Pada
umumnya metode ini digunakan untuk mengadakan penganalisisan terhadap materi
atau data yang telah dikumpulkan dalam suatu penelitian
2.3 Macam-Macam Pengumpulan Data
a. Eksperimen
Eksperimen adalah suatu percobaan atau
serangkaian percobaan pada sebuah proses atau sistem yang dilakukan dengan
perubahan yang sengaja dilakukan pada variabel input sehingga kita dapat
mengamati dan mengidentifikasi penyebab perubahan pada output sistem tersebut.
Eksperimen diyakini mempengaruhi perilaku yang diteliti, dimanipulasi dengan
prosedur yang dikontrol secara seksama di mana satu atau lebih variabel yang
dibuat konstan. Jika perilaku yang diteliti berubah suatu saat sebuah variabel
akan dimanipulasi, kita dapat mengatakan bahwa variabel yang dimanipulasi
menyebabkan perubahan-perubahan perilaku. Dengan kata lain, eksperimen telah
memperlihatkan sebab dan akibat. Sebab ialah perilaku yang dimanipulasi dan akibat
ialah perilaku yang berubah karena manipulasi. Penempatan acak (random
assignment) terjadi ketika para peneliti menempatkan subjek secara kebetulan
kedalam kondisi eksperimen dan kontrol, sehingga mengurangi kemungkinan bahwa
hasil eksperimen akan disebabkan oleh beberapa perbedaan yang telah ada
sebelumnya.
Penempatan acak atau random assignment
adalah peneliti menempatkan sebuah subjek penelitian ke dalam suatukelompok
tanpa disengaja. Teknik ini mengurangi kecenderungan bahwa hasil eksperimen
akan sangat dipengaruhi oleh perbedaan antar kelompok yang sudah ada sebelumnya
(Martin, 2004). Jumlah subyek untuk penelitiannya dibutuhkan banyak, sehingga
dengan luasnya atau banyaknya subyek penelitian maka hasil yang didapatkan
obyektif. Terdapat beberapa aspek penting dalam teori modelling atau
eksperimen, yaitu :
1. Subjek
2. Objek
3. Treatment
4. Observasi
atau perekaman : pengukuran
5. Observer
: pelaku pengukuran
6. Variabel
: perilaku modelling
*Variabel
Independen (bebas)
*Variabel
Dependen (Terikat)
7.Etika (aspek terpenting dalam
penelitian)
8.Hipotesis
Subjek
adalah individu yang akan diteliti atau dibeikan sebuah eksperimen. Misalnya,
anak yang terdapat di penelitian Bandura dengan Bobo doll’s nya.
Objek
adalah alat yang digunakan untuk melakukan penelitian eksperimen.
Treatment adalah
pemberian perilaku terhadap subjek tersebut.
Observasi
adalah pengukuran yang dilakukan terhadap subjek dan objek. Peneliti
mengidentifikasi subjek denganmengamati perilaku subjek setiap harinya untuk
mengetahui hasilnya.
Observer
adalah pelaku pengukuran tersebut yang dimana ia memiliki tugas untuk
mengidentifikasi subjek.
Variabel adalah
segala sesuatu yang dapat berubah. Terdapat dua variabel dalam eksperimen yaitu
variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel bebas
adalah faktor eksperimental yang dimanipulasi. Ia adalah potensi
penyebab.Penamaan ”bebas” digunakan karenavariabel ini digunakan untuk dapat
dimanipulasi mandiri dari faktor lain untuk menentukan akibatnya. Para peneliti
memiliki banyak pilihan yang terbuka untuk mereka memilih variabel bebas dan
satu eksperimennya dapat melibatkan beberpa variabel bebas. Variabel terikat
adalah faktor yang dapat berubah dalam suatu eksperimen sebagai respons
terhadap perubahan pada variabel bebas.
Sebagaimana peneliti memanipulasi variabel bebas, mereka mengukur
variabel terikat untuk berbagai hasil akibat. sebuah aspek penting dari
pengonseptualisasian sebuah masalah penelitian adalah menghasilkan cara konkret
untuk mengukur variabel sendiri yang diteliti.
Etika adalah
aspek terpenting dalam melakukan sebuah penelitian. Dimana peneliti harus
memikirkan kembali apakah eksperimen yang akan dilakukan melanggar sebuah etika
atau dapat dikatakan tidak memiliki etika untuk mengeksperimenkan penelitian
yang akan dilakukan. Misalnya: eksperimen perbedaan anak dibawah umur merokok
karena dipengaruhi lingkungan atau teman sebaya. Tidak memungkinkan jika anak
dibawah umur kita berikan rokok untuk mengetahui hasilnya. kode etik yang
diadopsi oleh APA menginstruksikan para peneliti untuk melindungi subjekmereka
dari bahaya mental dan fisik. kepentingan terbaik subjek harus dijaga terutama
di dalam pikiran peneliti. semua subjek harus memberi persetujuan mereka untuk
berpastisipasi dalam studi penelitian, yang mensyaratkan bahwa subjek harus
mengetahui bagaimana partisipasi mereka akan dilibatkan dan resiko apa yang
mungkin berkembang. misalnya, subjek penelitian satu dengan satu yang lain
harus diberitahukan sebelumnya bahwa kuisioner dapat merangsang pemikiran
tentang isu yang mungkin tidak mereka
antisipasi. subjek juga harus diinformasikan bahwa dalam beberapa hal suatu
diskusi tentang isu yang mungkin dimunculkan dapat memperbaiki. persoalan etis
khusus mengatur pelaksanaan penelitian dengananak-anak. pertama jika anak-anak
harus diteliti, harus ada persetujuan yang diinformasikan dari orang tu atau
wali yang sah. Orang tua memiliki hak untuk memperoleh gambaran yang memiliki
lengkap dan akurat tentang apa yang akan dilakukan pada dan oleh anak-anak
mereka dan dapat menolak untuk brpastisipasi. kedua, anak-anak juga memiliki
hak. Psikolog berkewajiban menjelaskan secara persis apa yang akan dialami oleh
anak-anak. anak dapat menolak untuk berpastisipasi, bahkan setelah persetujuan
orang tua diberikan. jika demikian, para peneliti haruslah tidak menguji anak.
Ketiga, psikolog harus selalu menimbang potensi yang membahayakan anak-anak
dibandingkan dengan prospek manfaatnya bagi mereka. Keempat karena anak-anak
berada dalam suatu posisi yang rawan dan lemah serta kurang kendali ketika
menghadapi orang dewasa, psikolog sebaiknya selalu berusaha membuat pertemuan
profesional sebagai suatu pengalaman yang positif dan mendukung.
Hipotesis
adalah pernyataan sementara saat penelitiaan. Gagasan yang muncul secara logis
dari sebuah teori. Iamerupakan suatu peramalan yang dapat diuji, bisa juga
dianggap sebagai sebuah tebakan ilmiah atau teori yang diberikan dan penerapan
logika.
Tujuan
dari ekperimen sendiri adalah untuk mengontrol sebuah perilaku yang dimunculkan
dimana penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetahui sebuah hasil akhiryang
dapat diidentifikasi bagaimana setiap individu berperilaku. Dimana tujuan dari
ilmu psikologi adalah mengamati serta memahami perilaku dan menarik kesimpulan
memahaminya untuk mengaplikasikan ilmu psikologi tersebut untuk mengontrol
perilaku yang dimunculkan.
Beberapa
peringatan mengenai penelitian eksperimen, Validitas merujuk pada kekuatan
kesimpulan yang kita tarik dari suatu eksperimen. Ada dua jenis validitas yang
penting bagi desaineksperimental. Jenis pertama adalah validitas ekologi
(ecological validity) yang merujuk pada tingkat di mana desain eksperimental
mewakili persoalan-persoalan di dunia nyata seperti yang seharusnya ditangani.
Hal ini bermaksud, apakah metode eksperimental yang seharusnya ditangani. Tujuannya untuk mengetahui apakah metode
eksperimental dan hasilnya dapat digeneralisasikan kepada dunia nyata.
b. Survey dan Wawancara
Survey adalah suatu bentuk penelitian
untuk dapat memperoleh informasi serta argumen dalam bentuk kuisioner atau
wawancara kepada responden. Penelitian seperti ini diberikan kepada responden
secara spesifik, dalam bentuk sebuat pertanyaan atau pilihan. Survey adalah
cara terbaik untuk mendapatkan sebuah informasi yang menanyakan untuk hasil
jawaban yang dibutuhkan peneliti. Pertanyaan yang diajukan juga cukup spesifik
dan standar. Survey yang baik adalah dimana isi dari pertanyaan tersebut jelas
dan tidak memungkinkan responden menjawab dengan ambigu serta memungkinkan
penilaian akan keaslian jawaban. Pertanyaan dapat berupa keyakinan agama,
kebiasaan individu atau dapat pula pengendalian individu. Keuntungan utama dari survey ialah dapat
dengan mudah diberikan kepada sejumlah besar responden.
Wawancara juga sebuah metode penelitian
yang sering digunakan oleh peneliti. Karena wawancara bersifat terbuka.
Wawancara dapat dilakukan dengan bertatap muka, melalui telepon atau melalui
media seperti internet. Model wawancara beragam, mulai dari yang sangat tidak
terstuktur hingga yang sangat terstruktur. Struktur ditentukan oleh
pertanyaan-pertanyaan itu sendiri atau pewawancara. Survey dan wawancara
bersifat terstruktur dan terbuka. Pertanyan-pertanyaan bersifat spesifik.
Survey dan wawancara memiliki masalah dalam penelitiannya, kecenderungan
responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan cara yang mereka
pakai untuk diterima atau digunakan
secara sosial, bisa saja mereka menjawab dengan apa yang benar-benar muncul
dalam pikiran atau yang mereka rasakan daripada dengan cara mengkomunikasikan
apa yang benar-benar pikirkan. contoh-contoh pertanyaan wawancara yang
terstuktur adalah : pada minggu lalu, seberapa sering anda meneriaki pasangan,
dan berapa sering pada tahun yang lalu anak anda terlibat dalam perkelahian di
sekolah.
Kadang-kadang
cara terbaik dan tercepat untuk memperoleh informasi dari orang-orang adalah
dengan cara meminta informasi dari mereka. para psikolog menggunakan wawancara
untuk mengetahui pengalaman dan sikap para individu.
Terdapat
beberapa aspek penting saat melakukan penelitian dengan metode survey yaitu :
1. Responden
(subjek) :
2. Alat
ukur (angket, skala, kuisioner) : Isinya berupa pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan untuk dijawab oleh responden.
3. Hipotesis
: aspek penting dari pengujian hipotesis adalah analisis data.
4. Pengukuran
5. Variabel
Pewawancara
yang berpengalaman mengetahui bagaimana memudahkan responden dan mendorong
mereka untuk terbuka penggunaan strategi
wawancara ini memaksa para peneliti untuk terlibat dan bukan terpisah dari
subjek mereka yang menghasilkan pemahaman yang lebih baik. Satu contoh sebuah
survey yang dilakukan Gallup (1999), menanyakan para orang tua mengenai
keyakinan mereka tentang masalah terpenting yang dihadapi sekolah.
Masalah-masalah tersebut : 43 persen mengatakan obat-obatan terlarang , 40
persen hubungan seksual, 39 persen disiplin di dalam kelas, 28 persen
kekerasan, dan 25 persen tekanan sosial di antara siswa untuk menjadi populer.
survey ini dilakukan melalui wawancara telepon dengan sampel yang dipilih
secara acak sebanyak 338 orang tua di Amerika Serikat. Pembahasan mengenai
sampling acak sebelumnya karena sampling acak dianggap sebagai aspek penting
dari proses survey.
Kuesioner
adalah sama dengan wawancara yang sangat terstruktur kecuali responden membaca
pertanyaan-pertanyaan dan menandai jawaban-jawaban mereka di atas kertas dan
bukan menjawab secara verbal kepada pewawancara.
Kedua
metode tersebut memiliki perbedaan yang spesifik yaitu eksperimen memiliki
sebuat treatment atau pemberian perilaku terhadap subjeksedangkan metode
penelitian survey tidak menggunakannya melainkan hanya pemberian sebuah angket,
wawancara dan kuisioner.
2.4 Langkah Metode Ilmiah
1. Perumusan masalah
Pertanyaan mengenai objek empiris yang
jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan factor-faktor yang terkait
di dalamnya.
2. Penyusunan kerangka berpikir dalam
pengajuan hipotesis
Argumentasi yang menjelaskan hubungan
yang mungkin terdapat antara berbagai factor yang saling mengikat dan membentuk
konstelasi permaslahan.
Disusun secara rasional berdasrakan
premis-premis ilmiah yang teruji kebenarannya dengan memperhatikan
faktor-faktor empiris yang relefan
dengan permasalahannya.
3. Perumusan hipotesis
Jawaban sementara atau dugaan jawaban
pertanyaanyang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka
berpikir yang dikembangkan.
4.
Pengujian hipotesis
Pengumpulan fakta-fakta yang relevan
dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta
yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
5.
Penarikan kesimpulan
Penilaian apakah sebuah hipotesis yang
diajukan itu ditolak atau diterima. Sekiranya dalam proses pengujian terdapat
fakta yang cukup yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu diterima. Dan
sebaliknya sekiranya dalam proses pengujian tidak terdapat fakta yang yang
cukup yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu ditolak.
A. LANGKAH-LANGKAH
METODE PENULISAN ILMIAH :
1. Masalah: berawal dari adanya masalah yang
dapat digali dari sumber empiris dan teoretis, sebagai suatu aktivitas
pendahuluan. Agar masalah ditemukan dengan baik memerlukan fakta-fakta empiris
dan diiringi dengan penguasaan teori yang diperoleh dari mengkaji berbagai
literatur relevan.
2. Rumusan masalah: Masalah yang ditemukan
diformulasikan dalam sebuah rumusan masalah, dan umumnya rumusan masalah
disusun dalam bentuk pertanyaan.
3. Pengajuan hipotesis: Masalah yang
dirumuskan relevan dengan hipotesis yang diajukan. Hipotesis digali dari
penelusuran referensi teoretis dan mengkaji hasil-hasil penelitian sebelumnya.
4. Metode/strategi pendekatan penelitian:
Untuk menguji hipotesis maka peneliti memilih metode/strategi/pendekatan/desain
penelitian yang sesuai.
5. Menyusun instrumen penelitian: Langkah
setelah menentukan metode/strategi pendekatan, maka peneliti merancang
instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data, misalnya angket, pedoman
wawancara, atau pedoman observasi, dan melakukan pengujian validitas dan
reliabilitas instrumen agar instrumen memang tepat dan layak untuk mengukur
variabel penelitian.
6.
Mengumpulkan dan menganalisis data: Data penelitian dikumpulkan dengan
Instrumen yang kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data dengan
menggunakan alat-alat uji statistik yang relevan dengan tujuan penelitian atau
pengujian secara kualitatif.
7. Simpulan: Langkah terakhir adalah membuat
simpulan dari data yang telah dianalisis. Melalui kesimpulan maka akan terjawab
rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan kebenarannya.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Dalam
hal ini kita dapat melihat bahwa metode-metode dalam psikologi sangatlah
penting dalam hal pemahaman ilmu pengetahuan. Ketika metode-metode ini
dijalankan, secara tidak langsung telah membantu kita dalam ilmu psikologi.
Setiap metode-metode dalam psikologi mempunyai kelemahan dan kelebihan
masing-masing. Oleh karena itu, seringkali dalam satu penelitian menggunakan
lebih dari satu metode penelitian dengan tujuan agar mendapat hasil penelitian
yang lebih akuarat dan metode yang kita gunakan tergantung keadaan lapangan.
3.2 Saran
1.
Perlu cara berpikir yang lebih kritis dalam menentukan metode apa yang akan
kita gunakan dalam penelitian.
2. Sebaiknya, dalam penelitian
digunakan lebih dari satu metode untuk mendapat keakuratan yang lebih.
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono,
Sarlito.W.2010.Pengantar Psikologi Umum.Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar