Rabu, 31 Agustus 2016

contoh makalah masalah sosial kemiskinan


“MASALAH SOSIAL (KEMISKINAN)”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Sosial
Dosen: Sara Sahrazad M.Si




Disusun Oleh:
Faris Waqi Alkaf
R 3 C
201401500303





FIPPS
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2015
Kata Pengantar
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala limpahan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisikan tentang salah satu kemiskinan yang ada di Indonesia. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapakan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini,semoga mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan YME.
Sebagai manusia biasa,penyusunan laporan ini tidak luput dari kesalahan dan banyak kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan. Terima kasih.





Jakarta, Oktober 2015


Penulis




Daftar Isi

Kata Pengantar .........................................................................................................i
Daftar isi...................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A.    Latar belakang.............................................................................................iii
B.     Identifikasi masalah....................................................................................iii
C.     Perumusan masalah.....................................................................................iv
D.    Tujuan.........................................................................................................iv
E.     Sistematika penulisan..................................................................................iv
Bab II Pembahasan
A.    Definisi Kemiskinan.....................................................................................1
B.     Indikator Terjadinya Kemiskinan................................................................2
C.     Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kemiskinan...........................................3
D.    Cara Mengatasi Kemiskinan........................................................................5
E.     Contoh Kasus Kemiskinan...........................................................................6
Bab III Penutup
A.    Simpulan ...................................................................................................11
Daftar Pustaka........................................................................................................12






BAB I
Pendahuluan

A.    Latar Belakang Masalah
Keadaan perekonomian dewasa ini sangat meprihatinkan yang kita ketahui khususnya di Indonesia kini terdapat berbagai permasalahan yang menyangkut mengenai kehidupan bermasyarakat, antara lain masalah kemiskinan, masalah pengangguran, masalah lingkungan hidup, dll. Permasalahan tersebut timbul akibat semakin meningkatnya keadaan ekonomi yang tidak di sesuaikan dengan kondisi masyarakat. Khususnya masyarakat menengah kebawah. Hingga kini kemiskinan menjadi bagian dari persoalan terberat dan paling krusial di dunia ini. Pada kesempatan ini penulis mencoba memaparkan beberapa kasus kemiskinan yang ada di Indonesia(negara berkembang) yang nota-benenya ada di belahan Asia kemudian juga memaparkan secara spesifik mengenai kemiskinan yang ada di negara Indonesia. Adapun yang dimaksudkan negara berkembang adalah negara yang memiliki standar pendapatan rendah dengan infrastruktur yang relatif terbelakang dan minimnya indeks perkembangan manusia dengan norma secara global.

B.     Identifikasi Masalah
Dari permasalahan kemiskinan yang terjadi, penulis mencoba mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1.      Apa definisi dari kemiskinan ?
2.      Apa indikator terjadinya kemiskinan ?
3.      Faktor apa saja yang menjadi penyebab kemiskinan ?
4.      Bagaimana cara mengatasi kemiskinan ?
5.      Contoh kasus kemiskinan ?


C.     Rumusan Masalah
Dalam kamus ilmiah populer, kata “miskin” mengandung arti tidak berharta (harta yang ada tidak mencukupi kebutuhan). Adapun kata “fakir” diartikan sebagai orang yang sangat miskin. Secara etimologi makna yang terkandung yaitu bahwa kemiskinan sarat dengan masalah konsumsi.

D.    Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini,yaitu sebagai berikut :
1.      Menumbuhkan kesadaran masyarakat indonesia yang mampu dalam hal materi agar ikut berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
2.      Memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia untuk menghadapai kemiskinan yang merupakan tantangan global dunia ke-3.
3.      Untuk mengetahui sejauh mana upaya pemerintahan dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
4.      Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi pustaka yang berhubungan dengan permasalahan dan upaya penyelesaian kemiskinan di Indonesia.








E . Sistematika penulisan

Kata Pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Identifikasi masalah
C. Perumusan masalah
D. Tujuan
E. Sistemika penulisan
Bab II Pembahasan
A.Definisi Kemiskinan
B.Indikator Terjadinya Kemiskinan
C.Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kemiskinan
D.Cara Mengatasi Kemiskinan
E.Contoh Kasus Kemiskinan
Bab III Penutup
Simpulan
Daftar Pustaka







BAB II
PEMBAHASAN

A.   Definisi Kemiskinan
Dalam kamus ilmiah populer, kata “miskin” mengandung arti tidak berharta (harta yang ada tidak mencukupi kebutuhan). Adapun kata “fakir” diartikan sebagai orang yang sangat miskin. Secara etimologi makna yang terkandung yaitu bahwa kemiskinan sarat dengan masalah konsumsi. Hal ini berpula sejak masa neo-klasik dimana kemiskinan hanya dilihat dari interaksi negatif (ketidak seimbangan) antara pekerja dengan upah yang diperoleh.
Kemiskinan juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau bisa dikatakan dengan suatu kondisi serba kekurangan dalam arti minimnya materi yang dimana mereka ini tidak dapat menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada zaman modern.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perkembangan arti definitif daripada kemiskinan adalah sebuah keniscayaan berawal dari sekedar ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki keadaan hingga pengertian yang lebih luas yang memasukkan komponen-komponen sosial dan moral. Misal, pendapat yang diutarakan oleh Ali Khomsan bahwa kemiskinan timbul oleh karena minimnya penyedia lapangan kerja di berbagai sektor, baik sektor industri maupun pembangunan. Senada dengan pendapat diatas adalah bahwasannya kemiskinan ditimbulkan oleh ketidakadilan faktor produksi, atau kemiskinan adalah ketidak berdayaaan masyarakat terhadap sistem yang diterapkan oleh pemerintah sehingga mereka berada pada posisiyang sangat lemah dan tereksploitasi. Arti definitif ini lebih dikenal dengan kemiskinan struktural.
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian : kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada dibawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minum : pangan,sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup diatas garis kemiskinan namun masih berada dibawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak yang lain yang membantunya.


B.     Indikator- indikator kemiskinan
Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri segala detail indikator-indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana dikutip dari badan pusat statistika, antara lain sebagai berikut :
1.      Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan,dan papan).
2.      Tidakadanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan,sanitasi,air bersih, dan transportasi).
3.      Tidak adanya jaminan masa depan ( tidak adanya investasi untuk pendidikan dan keluarga).
4.      Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual massa.
5.      Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.
6.      Kurangnya apresiasi  dalam kegiatan sosial masyarakat.
7.      Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.
8.      Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental
9.      Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, wanita korban KDRT, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).

C.    Faktor-faktor kemiskinan
Ada dua kondisi penyebab kemiskinan bisa terjadi, yaitu kemiskinan alami dan kemiskinan buatan. Kemiskinan alami terjadi akibat sumber daya alam (SDA) yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan buatan diakibatkan oleh imbas dari para birokrat kurang berkompeten dalam penguasaan ekonomi dan berbagai fasilitas yang tersedia, sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar dari kemelut kemiskinan tersebut. Dampaknya, para ekonom selalu gencar mengkritik kebijakan pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan ketimbang dari pemerataan.
Dibawah ini beberapa penyebab kemiskinan menurut pendapat Karimah Kuraiyyim yang antara lain adalah :
1.      Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global.
Ø  Yang penting digaris bawahi disiniadalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan turun beriringan. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan per-kapita:
-          Naiknya standar perkembangan suatu daerah
-          Politik ekonomi yang tidak sehat.
-          Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:
1.      Rusaknya syarat perdagangan
2.      Beban hutang
3.       Kurangnya bantuan luar negeri, dan
4.      Perang.

2.      Menurunnya etos kerja dan produktifitas masyarakat
Ø  Terlihat jelas faktor ini sangat urgent dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus di dukung oleh SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan dengan maksimal.

3.      Biaya kehidupan yang tinggi.
Ø  Melonjak tingginya biaya kehidupan disuatu daerah adalah sebagai akibat tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah konskuensi logis dari realita diatas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli, lemahnya peranan wanita didepan publik dan banyaknya pengangguran. Pembagian subsidi income pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para warga miskin,  juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan disisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.
Selain itu, ada juga penyebab utama lain dari timbulnya kemiskinan ini, diantaranya :
ü  Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan
ü  Terbatasnya akses serta rendahnya mutu layanan kesehatan, pendidikan dan sempitnya lapangan pekerjaan
ü  Kurangnya pengawasan serta perlindungan terhadap asset usaha
ü  Kurangnya penyesuaian terhadap gaji upah yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan seseorang
ü  Memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumber daya alam
ü  Besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga
ü  Tata kelola pemerintahan yang buruk yang menyebabkan inefisiensi dan inefektivitas dan pelayanan public, meluasnya korupsi dan rendahnya jaminan sosial terhadap masyarakat.

D.    Cara Mengatasi Kemiskinan
1.      Pemerintah harus menyediakan lebih banyak lagi lapangan pekerjaan, agar dapat membantu masyarakat dalam memecahkan masalah kehidupan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari anggota keluarganya.
2.      Jangan menjadi pemalas! Selain pemerintah, masyarakat juga harus ikut andil dalam mensejahterakan kehidupan. Apabila masih belum ada lowongan pekerjaan, masyarakat bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, lebih bagus jika lapangan pekerjaan buatan sendiri itu bisa menampung orang lain untuk menjadi karyawan kita.
3.      Bantuan pendidikan dan kursus gratis dari pemerintah kepada masyarakat kurang mampu agar dapat melanjutkan sekolahnya tanpa bingung soal biaya. Kursus menjahit, memasak untuk ibu-ibu atau bapak-bapak, serta menyediakan fasilitasnya, seperti mesin jahit dan peralatan memasak agar setelah kursus, para bapak dan ibu tersebut bisa langsung mempraktikan keahliannya di lingkungan dimana mereka tinggal.

E.   Contoh Kemiskinan
KASUS 1 :
Kandang kambing yang ditempati oleh Hidayat dan keluarganya.

Keterbatasan ekonomi membuat warga Kecamatan Katapang, Bandung, Jawa Barat terpaksa tinggal di kandang kambing. Hidayat bersama keluarganya diketahui sudah tinggal di kandang kambing tersebut sejak 5 tahun terakhir.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Senin (13/10/2014), Hidayat beserta istri dan ketiga anaknya menjalani kegiatan sehari-hari di rumah yang sejatinya merupakan bekas kandang kambing milik saudaranya tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Hidayat yang kehilangan pekerjaan setelah mengalami kecelakaan dan mengakibatkan kakinya patah kini hanya mencari nafkah dengan mengumpulkan barang rongsokan. Sementara istrinya bertugas mengumpulkan kayu bakar untuk dijual.

Sulitnya mencari uang membuat keluarga ini akhirnya memilih tinggal dalam kondisi yang tidak layak. Mereka membangun sebuah bilik di atas bekas kandang kambing.

Meski bantuan dari tetangga kerap diterima, keluarga Hidayat mengaku belum pernah sekalipun mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Padahal lokasi rumah kandang kambingnya berada sangat dekat dengan pusat pemerintahan Kabupaten Bandung. (cr: Liputan6)
Cara mengatasi masalah kemiskinan:
·                      Perbaikan akses pangan, kesehatan dan pendidikan bagi orang miskin
·                      Penciptaan lebih banyak lagi lapangan kerja
·                      Pembentukan jaring pengaman sosial untuk melindungi mereka yang rentan
Kemiskinan harus diakui memang terus menjadi masalah fenomenal sepanjang sejarah Indonesia sebagai negara bangsa, bahkan hampir seluruh energi dihabiskan hanya untuk mengurus persoalan kemiskinan.







KASUS 2
Aceh Dalam Jeritan Kemiskinan dan Pengangguran
Tahun 2015 merupakan puncak jeritan rakyat. Aksi mahasiswa dan buruh mewarnai kondisi negeri ini tak terkecuali Aceh. Kondisi kemiskinan ini diperparah dengan pengangguran yang terus meningkat. Menurut data BPS September 2014, jumlah penduduk miskin di Provinsi Aceh mencapai 837.000 orang atau sekitar 16,98%. (Harian Medan Bisnis,08/01/2015). Bahkan yang lebih ironis adalah Aceh termasuk dalam tiga besar tingkat kemiskinan se Indonesia.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat jumlah pengangguran di Aceh per Maret 2014 mencapai 145 ribu orang. (Okezonenews, 10/09/2014)
Tidak dapat dipungkiri bahwa meningkatnya kemiskinan dan pengangguran akan menimbulkan ancaman yang lainnya berupa tindakan kriminal. Terbukti bahwa pada tahun ini tindakan kriminal mencapai 174 kasus (baca : kasus yang terdata). Sebagai warga negara Indonesia khususnya masyarakat Aceh tentu merasa khawatir akan masa depan yang penuh dengan persaingan. Himpitan ekonomi dan lapangan kerja yang sempit diperparah dengan kehadiran MEA 2015 akan semakin mengancam kehidupan masyarakat Aceh.
Jika kita menelusuri lebih mendalam akan kita temui bahwa kekayaan alam di Indonesia khususnya Aceh begitu dinikmati oleh sekelompok orang saja (baca : Pemilik modal) baik dari pihak swasta asing maupun swasta dalam negeri. Suatu hal yang wajar bila APBA nanggroe ini kurang, sebab SDA yang menjadi pemasukan terbesar kas negara beralih ke kantong pemilik modal, akibatnya adalah pembangunan dan kebutuhan rakyat menjadi terhambat.

Untuk menjalankan pembangunan dan memenuhi kebutuhan rakyat, Indonesia termasuk Aceh yang menerapkan sistem Kapitalisme menempuh langkah berupa kenaikan pembayaran pajak, mengambil jalan pintas berupa hutang ke luar negeri, memangkas Subsidi dan merangkul para investor untuk menanamkan modalnya di negeri yang mempesona ini. Menurut perincian Peraturan Menteri Keuangan (PMK) pendapatan Aceh yang bersumber dari dana bagi hasil pajak atau bagi hasil bukan pajak yang dimuat dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri sebesar Rp 468 miliar, dan pendapatan Aceh yang bersumber dari pajak sebesar Rp 622 miliar. Sedangkan tambahan dana dari bagi hasil minyak dan gas bumi hanya sebesar Rp 827 miliar. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa pemasukan APBA lebih dominan dari pembayaran pajak bukan dari pengelolaan SDA yang melimpah. (Tempo.co, 25/02/2013)

Akar permasalahan kemiskinan dan pengangguran tidak hanya terletak pada pemimpin yang membuat kebijakan, sistem yang diterapkan di negeri ini juga perlu dikoreksi lagi. Pasalnya sistem Demokrasi-Kapitalisme tidak mampu menyelesaikan permasalahan rakyat secara keseluruhan, melainkan bersifat parsial (sementara). Dalam sistem ekonomi Kapitalis memberikan kebebasan kepada siapa saja untuk menguasai SDA, karena bagi sistem ini kepemilikan umum adalah kepemilikan individu. Tentu ini adalah pandangan yang bathil dan merugikan negara. Namun berbeda halnya dengan sistem perekonomian Islam yang memandang bahwa kepemilikan umum harus dikelola oleh negara yang hasilnya akan diserahkan kepada umat dalam bentuk pembangunan, pelayanan pendidikan, kesehatan dan sebagainya.

Selain itu juga penerapan konsep ribawi oleh sistem kapitalis adalah awal hancurnya ekonomi bangsa. Ditambah lagi dengan konsep ekonomi sektor non real yang juga berefek pada ambruknya ekonomi. Satu-satunya solusi untuk mengakhiri kemiskinan dan pengangguran adalah dengan menjalankan sistem perekonomian Islam secara menyeluruh. Namun hal ini tidak akan pernah terjadi bila sistem Islam diterapkan dalam negara sekuler, melainkan harus tegak dalam negaranya sendiri yaitu Khilafah. Saatnya bersyariah dan tinggalkan sistem Demokrasi-Kapitalisme.
















BAB III
Penutup

A. Simpulan
1. Kondisi kemiskinan di Indonesia sangat memprihatinkan. Hal ini ditandai dengan rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Oleh karena itu, perlu mendapat penanganan khusus dan terpadu dari pemerintah bersama-sama dengan masyarakat.
2. Faktor penyebab kemiskinan ada dua, yaitu faktor alami dan faktor buatan. Selain kedua faktor tersebut ada faktor lain yang menimbulkan kemiskinan, yaitu:
Kurang tersedianya sarana yang dapat dipakai keluarga miskin secara layak.
Kurangnya dukungan pemerintah sehingga keluarga miskin tidak mendapatkan haknya atas pendidikan dan kesehatan yang layak.
Rendahnya minat masyarakat miskin untuk berjuang mencapai haknya .
Kurangnya dukungan pemerintah dalam memberikan keahlian.
Wilayah Indonesia yang sangat luas sehingga sulit bagi pemerintah untuk menjangkau seluruh wilayah dengan perhatian yang sama.
3. Penanggulangan masalah kemiskinan diwujudkan oleh pemerintah dalam bentuk Sasaran Pembangunan dan Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2007. Keberhasilan program menurunkan kemiskinan tidak akan tercapai tanpa adanya kerja-sama yang baik dan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat .

Daftar Pustaka
Ocha.2012.”faktor penyebab dan cara mengatasi kemiskinan.” www.google.com
 (di akses 01 Oktober 2015)
Rahmawati, Dian Lianita.2015. “Kemiskinan.” www.google.com  (di akses 22
 September 2015)
http://wikipedia.com “kemiskinan”.
Liputan6.com,Jakarta
https://appifrend.wordpress.com“ makalah-masalah-kemiskinan dan-

            penanggulangannya.”

1 komentar: